MAKALAH
‘’DIMENSI POLITIK DALAM
PENGEMBANGAN MASYARAKAT”
OLEH :
KELOMPOK III
v NOVITA
R. H NEOLAKA
v PAULINUS BENDU
v ARIANTJE KANA BAKU
v KRISTIANUS L. BOTU
v ISHAK R. HAUMENI
v WILCILIA F. KEY
v RATIH NUGROHO
v YOHANES PASE RIWU
JURUSAN ILMU ADMINISTRASI NEGARA
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS NUSA CENDANA
KUPANG
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha
Kuasa karena telah memberikan hikmat dan kemampuan sehingga makalah ini bisa
terselesaikan. Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk memenuhi
syarat untuk memperoleh nilai tugas pada mata kuliah Pemberdayaan Mayarakat
dengan judul
“Dimensi Politik dalam Pengembangan Masyarakat”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penyusunan makalah
ini, dan secara khusus penulis ingin
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Mata Kuliah Pemberdayaan
Masyarakat yang telah banyak memberikan
pengetahuan yang bermanfaat bagi penulis.
Dikarenakan
pengetahuan yang terbatas, penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan dan masih banyak kekurangannya, baik ditinjau dari segi materi
maupun dari segi tata bahasanya. Namun, penyusun telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki untuk dapat menyelesaikan makalah ini.
Akhirnya semoga
makalah ini bisa bermanfaat bagi siapa saja yang membacanya.
Sekian dan
terimakasih.
Kupang, April
2015
Penulis
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata
Pengantar ..........................................................................................................................i
Daftar Isi
..................................................................................................................................ii
BAB
I PENDAHULUAN
.....................................................................................................1
1.1 Latar
Belakang...............................................................................................................1
1.2 RumusanMasalah...........................................................................................................2
1.3 Tujuan............................................................................................................................2
1.4 Manfaat
.........................................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
........................................................................................................3
2.1 Pengembangan Masyarakat
.............................................................................................3
2.2 Konsep Politik
.................................................................................................................5
2.3
Dimensi Politik dalam Pengembangan Masyarakat ........................................................6
BAB III
PENUTUP ...............................................................................................................9
3.1
Kesimpulan.....................................................................................................................9
3.2
Saran.............................................................................................................................10
DAFTAR
PUSTAKA.............................................................................................................11
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar
Belakang
Pengembangan
masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup
keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.
Pengembangan masyarakat juga mengandung arti sebagai upaya yang terencana dan
sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna meningkatkan
kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu kesatuan
wilayah.
Program
Pengembangan Masyarakat (Community Development), seharusnya disesuaikan
dengan persoalan yang terjadi secara spesifik pada suatu lokasi tertentu. Apabila
suatu masyarakat memiliki ekonomi yang kuat sedangkan struktur sosial dan
politiknya lemah, semestinya aspek yang lemah itulah yang ditangani. Tetapi apabila
semua aspek kehidupan masyarakat lemah, maka perlu dikembangkan program yang
lebih integral dengan memperhatikan semua aspek tersebut. Karena itu, praktisi
pembangunan dan pekerja masyarakat (community worker) harus memahami
pendekatan holistik yang menjadi kerangka kerja Pengembangan Masyarakat.
Kehidupan
masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi
juga berarti pemenuhan kebutuhan sosial-politik,budaya dan reliji. Krisis
lingkungan terjadi karena pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan
konsumtif manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan
sumber daya alam atau konflik sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat
secara holistik memiliki enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit
dipisahkan atau dibeda-bedakan.
Pengembangan
masyarakat juga terkait dengan pengembangan politik sebuah negara, pengembangan
politik biasanya terkait dengan peningkatan kualitas demokrasi, penguatan
sistem politik dan pemerintahan, penguatan partai politik menjadi lebih mapan
serta peningkatan partisipasi masyarakat. Tingginya partisipasi masyarakat
merupakan cermin kuatnya demokrasi dan legitimasi pemerintah atas masyarakat,
terlebih bila didukung oleh sistem politik dan partai politik yang bisa
memfasilitasi partisipasi masyarakat dengan baik. Pengembangan politik menjadi
penting karena terkait dengan modernisasi terlebih merupakan prasyarat
kesejahteraan masyarakat.
Dimensi
Politik dalam Pengembangan masyarakat harus lebih diperhatikan agar dapat
memperbaiki sistem demokrasi di negara Indonesia dan dapat pula meningkatkan
partisipasi aktif dari masyarakat dalam setiap kegiatan-kegiatn politik dan
proses pengambilan keputusan. Dengan demikian maka dalam makalah ini akan
dibahas tentang Dimensi Politik dalam
Pengembangan Masyarakat.
1.2
Rumusan
Masalah
Dalam
penyusunan makalah ini, penulis merumuskan masalah yang akan dipaparkan dalam
pembahasan yaitu:
Ø Apa
pengertian Pengembangan Masyarakat?
Ø Apa
pengertian dari Politik?
Ø Bagaimana
peran politik dalam Pengembangan Masyarakat?
1.3
Tujuan
Tujuan
Umum
Tujuan
umum dari penyusunan makalah ini adalah untuk mengetahui
dan menginformasikan tentang bagaimana hubungan dan peranan dimensi politik
dalam pengembangan masyarakat.
Tujuan
Khusus
Adapun tujuan khusus
dari penyusunan makalah ini adalah sebagai salah satu syarat untuk memperoleh
nilai tugas pada mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat.
1.4
Manfaat
Adapun manfaat
penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
Ø Memberikan
pemahaman kepada pembaca tentang dimensi politik dalam pengembangan masyarakat.
Ø Agar dapat meningkatkan
kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam aktivitas politik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Pengembangan Masyarakat
Pada hakikatnya semua
pembangunan dilaksanakan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Untuk itu pembangunan terhadap masyarakat dipusatkan melalui suatu gerakan yang
dinamakan pengembangan masyarakat (community development) sebagaimana rumusan
konsep Brokensha dan Hodge bahwa Pengembangan masyarakat adalah suatu gerakan
yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup keseluruhan masyarakat melalui
partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.
Definisi di atas pada
hakikatnya memberikan gambaran tentang upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat serta berusaha menciptakan suatu kondisi yang memancing kemauan dan
insiatif sendiri dari masyarakat yang bersangkutan. Dengan adanya
peningkatan kemampuan dan inisiatif mereka, diharapkan masyarakat semakin
mandiri dan mampu memahami permasalahan yang dihadapi serta potensi yang mereka
miliki untuk dimanfaatkan semaksimal mungkin.
Berkaitan dengan konsep
pengembangan masyarakat, selain Brokensha dan Hodge, masih banyak pemikiran
lain yang dikemukakan oleh para ahli. Salah satu diantaranya adalah
Dunham yang mengatakan pengembangan masyarakat merupakan “berbagai upaya yang
terorganisir yang dilakukan guna meningkatkan kondisi kehidupan masyarakat,
terutama melalui usaha yang kooperatif dan mengembangkan kemandirian dari
masyarakat, tetapi hal tersebut dilakukan dengan bantuan teknis dari pemerintah
ataupun lembaga-lembaga sukarela.
Berdasarkan pemikiran
tersebut di atas, Dunham menjelaskan bahwa pengembangan masyarakat mencakup :
·
Program terencana yang
difokuskan pada seluruh kebutuhan masyarakat,
·
bantuan teknis
·
berbagai keahlian yang
terintegrasi untuk membantu masyarakat, dan
·
suatu penekanan utama atas self help dan
partisipasi oleh masyarakat.
Lebih
lanjut Dunham mengemukakan bahwa dalam usaha menggambarkan pengembangan
masyarakat, terdapat 5 (lima) prinsip dasar yang amat penting yaitu:
1) Penekanan
pada pentingnya kesatuan kehidupan masyarakat dan hal yang terkait dengan hal
tersebut.
2) Perlu
adanya pendekatan antar tim dalam pengembangan masyarakat
3) Kebutuhan
akan adanya community worker yang serba bisa (multi purpose) pada wilayah
pedesaan.
4) Pentingnya
pemahaman akan pola budaya masyarakat lokal
5) Adanya
prinsip kemandirian yang menjadi prinsip utama dalam pengembangan masyarakat.
Sedangkan
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) mengemukakan definisi pengembangan masyarakat sebagai
suatu proses, baik ikhtiar masyarakat yang bersangkutan yang diambil
berdasarkan prakarsa sendiri, maupun kegiatan pemerintah dalam rangka
memperbaiki kondisi ekonomi, sosial dan kebudayaan berbagai komunitas,
mengintegrasikan berbagai komunitas itu kedalam kehidupan bangsa, dan
memampukan mereka untuk memberikan sumbangan sepenuhnya demi kemajuan bangsa
dan negara, berjalan secara terpadu didalam proses tersebut.
Menurut Edi Suharto, pengembangan masyarakat termasuk
praktek pekerjaan sosial tingkat makro. Pekerjaan sosial secara garis besar melibatkan penanganan
pada dua tingkatan, yakni tingkat mikro (individu, keluarga,kelompok) dan
tingkat makro (organisasi dan masyarakat).
Dengan demikian, pengembangan masyarakat pada
dasarnya adalah satu metode pekerjaan sosial yang tujuannya untuk memperbaiki kualitas hidup manusia melalui
pendayagunaan sumber-sumber yang ada pada masyarakat serta
menekankan pada prinsip partisipasi sosial.
Sebagai sebuah metode pekerjaan
sosial, pengembangan masyarakat memungkinkan pemberi dan penerima
pelayanan terlibat secara bersama-sama dalam
proses perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, dan evaluasi. Dalam hal ini
pengembangan masyarakat meliputi berbagai pelayanan sosial yang berbasis masyarakat,
mulai dari pelayanan prefentif untuk anak-anak sampai pelayanan kuratif dan pengembangan
untuk keluarga yang berpendapatan rendah.
Dari beberapa konsep yang telah
dikemukakan di atas, konsep pengembangan masyarakat pada intinya berkaitan
dengan upaya yang dilakukan oleh pemerintah dan lembaga-lembaga non pemerintah
untuk memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat melalui suatu program
peningkatan kesejahteraan mereka dengan melibatkan partisipasi aktif dan
inisiatif masyarakat itu sendiri.
Dengan demikian, adanya partisipasi
aktif dan inisiatif masyarakat dalam pembangunan akan mampu memperbaiki kondisi
masyarakat yang miskin dan terbelakang ke arah yang lebih baik.
2.2 Konsep Politik
Secara
umum politik berkaitan dengan suatu segi khusus dari kehidupan masyarakat yang
menyangkut soal kekuasaan. Tumpuan kajian politik adalah bermacam-macam
kegiatan dalam suatu proses sistem politik (negara) yang menyangkut proses
menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan-tujuan
tersebut.
Berbicara
politik tentu saja tidak dapat dipisahkan dari pembicaraan kekuasaan karena
untuk memahami politik itu sendiri dapat dikaji dari pendekatan kekuasaan.
Menurut pendekatan ini politik dilihat sebagai kegiatan mencari, mempertahankan
dan melaksanakan kekuasaan serta memperngaruhi pihak lain ataupun menentang
pelaksanaan kekuasaan.
Sehingga ilmu politik adalah ilmu yang mempelajari
hakikat, kedudukan daan penggunaan kekuasaan.
Berikut
adalah pengertian politik menurut para ahli, yaitu :
v Menurut
Prof. Miriam Budiardjo, politik adalah bermacam-macam kgiatan yang menyangkut
penentuan tujuan-tujuan dan pelaksanaan tujuan itu sendiri. Menurut beliau
politik membuat konsep-konsep pokok tentang negara (state), kekuasaan (power),
pengambilan keputusan (decision making), kebijaksanaan (policy of beleid) dan
pembagian (distribution).
v Menurut
Johan Kaspar B, yang menyatakan bahwa politik adalah ilmu yang memperhatikan
masalah kenegaraan dengan memperjuangkan pemahaman tentang negara dan
keadaannya. Serta sifat-sifat dasarnya dalam berbagai bentuk pembangunannya.
v Menurut
F. Soltau, Politik ialah ilmu yang
mempelajari tujuan-tujuan negara dan lembaga-lembaga yang akan melaksanakan
tujuan itu serta hubungan antar negara dengan warga negaranya atau dengan
negara-negara lain.
Dengan demikian kita
sampai pada kesimpulan bahwa politik dalam suatu negara (state) berkaitan
dengan masalah kekuasaan (power), pengambilan keputusan (decision making),
kebijakan publik (public policy), dan alokasi atau distribusi (allocation or
distribution).
2.3
Dimensi Politik dalam Pengembangan Masyarakat
Ife mengemukakan bahwa terdapat 6 (enam)
dimensi yang menjadi perhatian dalam pelaksanaan pengembangan masyarakat
(community development), yang saling terkait satu dengan lainnya.
Kegagalan pada satu dimensi akan sangat berpengaruh terhadap dimensi yang
lainnya. Adapun keenam dimensi tersebut mencakup dimensi sosial, ekonomi,
politik, kebudayaan, lingkungan dan personal/spiritual.
Kehidupan
masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Kesejahteraan
masyarakat tidak melulu hanya pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi juga berarti
pemenuhan kebutuhan sosial-politik, budaya dan reliji. Krisis lingkungan terjadi
karena pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan konsumtif
manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan sumber daya alam
atau konflik sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat secara
holistik memiliki enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit
dipisahkan atau dibeda-bedakan.
Kebanyakan
program Pengembangan Masyarakat dilakukan untuk menangani salah satu atau
beberapa aspek tertentu saja sedangkan aspek lainnya tidak diperhatikan.
Seringkali keterbatasan kemampuan dan sumber daya yang dimiliki menjadi
alasannya. Hal ini juga menjadi suatu yang merugikan ketika masing-masing tidak
berfikir saling melengkapi melainkan saling menegasikan peran pihak yang
lainnya. Padahal, pengembangan jaringan kerjasama sebenarnya merupakan
prasyarat yang penting bagi usaha-usaha pengembangan masyarakat yang lebih
berarti.
v Pengembangan Politik (Political Development)
Dalam banyak literatur, pengembangan
politik seringkali disebut pengorganisasian masyarakat (community organizing).
Dalam paparan ini, pengembangan politik merupakan bagian dari konsep pengembangan
masyarakat (community development).
Pada pengembangan politik, isu
pemberdayaan sangat mengemuka karena itu dalam program-program yang dilaksanakan,
penting untuk melakukan analisis sosial (analisis kekuasaan) baik dalam level
makro maupun lokal. Tujuan programnya adalah untuk mengembangkan kapasitas masyarakat
secara keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas, serta mengembangkan
kemampuan individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat untuk berperan serta dalam
politik lokal.
Pengembangan
politik lokal dalam prakteknya, meliputi kegiatan sebagai berikut :
·
Penyadaran masyarakat
(terutama untuk penyadaran kritis tentang keterhubungan individu dengan
struktur yang lebih luas)
·
Pengorganisasian
masyarakat (terutama untuk mengembangkan struktur politik lokal yang lebih
otonom yang menegakkan demokrasi dan kesetaraan antar golongan, etnis, gender).
Pengembangan
politik yang lebih luas, meliputi kegiatan sebagai berikut :
·
Pengorganisasian
masyarakat (terutama untuk mengembangkan kemampuan dalam melakukan aksi sosial
dalam arena politik yang lebih luas, seperti : regional, nasional, bahkan
internasional).
·
Aksi sosial (yaitu
aksi-aksi untuk mempengaruhi dan berhubungan dengan arena politik yang lebih
luas. Misalnya: menyampaikan aspirasi mengenai kebijakan nasional yang akan
berpengaruh terhadap lokal).
Permasalahan kemiskinan maupun ketidakberdayaan di
Indonesia sudah sangat mendesak untuk ditangani. Disadari bahwa selama ini
banyak pihak lebih melihat persoalan kemiskinan atau ketidakberdayaan hanya
pada tataran gejala-gejala yang tampak terlihat dari luar atau di tataran
permukaan saja, yang mencakup multidimensi, baik dimensi politik, sosial,
ekonomi, aset dan lain-lain. Dalam kehidupan sehari-hari dimensi-dimensi dari
gejala-gejala kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyrakat tersebut muncul
dalam berbagai bentuk, seperti salah satunya adalah Dimensi Politik.
Dimensi Politik , sering
muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah organisasi yang mampu
memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin, sehingga mereka
benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan penting yang
menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses yang
memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk menyelenggarakan
hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi.
Dengan demikian maka pendekatan dan cara
yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan maupun ketidakberdayaan masyarakat
harus menuju ke arah pengokohan kelembagaan masyarakat. Keberdayaan kelembagaan
masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka membangun organisasi masyarakat warga
yang benar-benar mampu menjadi wadah perjuangan kaum miskin dan tidak berdaya,
yang mandiri dan berkelanjutan dalam menyuarakan aspirasi serta kebutuhan
mereka dan mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan yang berkaitan
dengan kebijakan publik di tingkat lokal, baik aspek sosial, ekonomi maupun
lingkungan, termasuk perumahan dan permukiman.
Penguatan kelembagaan masyarakat yang
dimaksud terutama juga dititikberatkan pada upaya penguatan peran masyarakat
sebagai motor penggerak dalam ‘melembagakan' dan ‘membudayakan' kembali
nilai-nilai kemanusiaan serta kemasyarakatan, sebagai nilai-nilai utama yang
melandasi aktivitas penanggulangan kemiskinan dan ketidakberdayaan oleh
masyarakat setempat.
Melalui pendekatan kelembagaan
masyarakat, cukup mampu mendorong dan memperkuat partisipasi serta kepedulian
masyarakat setempat secara terorganisasi dalam penanggulangan kemiskinan dan
ketidakberdayaan. Artinya, Program penanggulangan kemiskinan dan
ketidakberdayaan berpotensial sebagai “gerakan masyarakat”, yakni; dari, oleh
dan untuk masyarakat.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan
masyarakat adalah suatu gerakan yang dirancang guna meningkatkan taraf hidup
keseluruhan masyarakat melalui partisipasi aktif dan inisiatif dari masyarakat.
Pengembangan masyarakat juga mengandung arti sebagai upaya yang terencana dan
sistematis yang dilakukan oleh, untuk dan dalam masyarakat guna meningkatkan
kualitas hidup penduduk dalam semua aspek kehidupannya dalam suatu kesatuan
wilayah.
Kehidupan
masyarakat memiliki banyak dimensi yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kesejahteraan masyarakat tidak melulu hanya pemenuhan kebutuhan ekonomi, tetapi
juga berarti pemenuhan kebutuhan sosial-politik, budaya dan reliji. Krisis
lingkungan terjadi karena pengembangan ekonomi yang membesar-besarkan kecenderungan
konsumtif manusia, sebaliknya krisis ekonomi dapat terjadi karena kemiskinan
sumber daya alam atau konflik sosial-politik. Karena itu, Pengembangan Masyarakat
secara holistik memiliki enam (6) dimensi yang satu sama lain seringkali sulit
dipisahkan atau dibeda-bedakan.
Pada
pengembangan politik, isu pemberdayaan sangat mengemuka karena itu dalam program-program
yang dilaksanakan, penting untuk melakukan analisis sosial (analisis kekuasaan)
baik dalam level makro maupun lokal. Tujuan programnya adalah untuk mengembangkan
kapasitas masyarakat secara keseluruhan di dalam arena politik yang lebih luas,
serta mengembangkan kemampuan individu dan kelompok-kelompok dalam masyarakat
untuk berperan serta dalam politik lokal.
Dimensi
Politik , sering muncul dalam bentuk tidak dimilikinya wadah
organisasi yang mampu memperjuangkan aspirasi dan kebutuhan masyarakat miskin,
sehingga mereka benar-benar tersingkir dari proses pengambilan keputusan
penting yang menyangkut diri mereka. Akibatnya, mereka juga tidak memiliki akses
yang memadai ke berbagai sumber daya kunci yang dibutuhkan untuk
menyelenggarakan hidup mereka secara layak, termasuk akses informasi.
Dengan demikian
maka pendekatan dan cara yang dipilih dalam penanggulangan kemiskinan maupun
ketidakberdayaan masyarakat harus menuju ke arah pengokohan kelembagaan
masyarakat. Keberdayaan kelembagaan masyarakat ini dibutuhkan dalam rangka
membangun organisasi masyarakat warga yang benar-benar mampu menjadi wadah
perjuangan kaum miskin dan tidak berdaya, yang mandiri dan berkelanjutan dalam
menyuarakan aspirasi serta mampu mempengaruhi proses pengambilan keputusan.
3.2 Saran
Sebagai saran, dalam upaya pemberdayaan dan pengembangan
masyarakat, sebaiknya harus lebih banyak melibatkan partisipasi masyarakat secaraa
langsung dalam kegiatan tersebut. Karena masyarakatnya yang lebih mengetahui potensi
dan kondisi yang dimilikinya. Dan pemerintah
sebaiknya hanya bertindak sebagai
fasilitator yang mendukung program pemberdayaan masyarakat bukannya menentukan
apa yang menjadi kebutuhan masyarakat, karena penentuan kebutuhan dari
masyarakat adalah hak dari masyarakat itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA
Edi
Suharto. 2014. Membangun Masyarakat
Memberdayakan Rakyat : Kajian Starategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial &
Pekerjaan Sosial. Bandung : PT. Revika Aditama.
Pranaka,
A.M.W., dan Onny S. Prijono, (eds.). 1996. Pemberdayaan:
Konsep, Kebijakan dan Implementasi. Jakarta: CSIS.
Miriam
Budiardjo. Edisi Revisi. 2013. Dasar-Dasar
Ilmu Politik. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama.
Suriatman, SKM. 2005. Konsep Pemberdayaan Manyarakat. http://bnnpsulsel.com/pencegahan/gerakan-pemberdayaan-masyarakat-sebuah-tinjauan-konsep-dalam-upaya-menekan-penyalahgunaan-narkoba-pusat-promkes-2005/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar