Rabu, 27 Juli 2016

KAPAN (BUDAYA) MENYONTEK HILANG?




Dijaman yang serbah canggih ini, banyak sekali mahasiswa menggunakan teknologi untuk mengerjakan sesuatu agar memperoleh hasil yang bagus. Tetapi hasil yang diperoleh adalah hasil menyontek. Kita melihat mahasiswa dalam setiap mengikuti ujian ada banyak tingkah laku aneh yang dapat dilihat: ada yng pura-pura berfikir keras saat dilihat pengawas, ada juga yang sengaja garuk kepala untuk memberikan kode kepada temannya, dan ada pula yang tanpa tanggung-tanggung mengambil jawaban temannya lalu menyalinnya persis.
Ketika melihat tingkah laku mahasiswa ini, muncul sebuah pertanyaan yang ada di dalam pikiran saya, Kapan nyontek hilang? Pertanyaan ini mungkin agak sedikit lucu sebab menyontek sudah berlangsung sejak lama dan sudah menjadi budaya bagi pelajar/mahasiswa. Sejak saya mulai mengenai pendidikan formal dan setiap kali ada ujian pasti tidak terlepas dari namanya nyontek dan ini juga sudah dapat dikatakan menjadi budaya untuk menolong orang lain dalam mengerjakan ujian.
Terlepas dari nyontek yang telah menjadi budaya, kita kembali pada pertanyaan diatas kapan nyontek (budaya) hilang? untuk menjawab hal ini maka kita perlu tahu mengapa orang menyontek ? dalam pandangan saya dan hasil pengakuan dari beberapa teman yang sering menyontek ada beberapa hal yang mendorong orang untuk menyontek :
  1. Tidak belajar.  Alasan utama orang menyontek adalah tidak belajar. saya menemukan banyak pelajar/mahasiswa (tidak semua) tidak belajar waktu mereka lebih banyak dihabiskan untuk bersenang-senang, jalan-jalan ataupun melakukan sesuatu yang tidak bermanfaat.
  2. Ingin dapat nilai yang bagus dengan cara yang gampang. Banyak pelajar/mahasiswa yang tidak belajar sangat berambisi untuk mendapatkan nilai yang bagus namun tidak mau berkorban sedikitpun untuk mendapatkan nilai tersebut. banyak yang berpandangan bahwa “Kalau ada yang gampang mengapa cari yang susah?”. Bukankah dengan menyontek adalah cara yang gampang untuk meraih ambisi mendapatkan nilai yang tinggi tersebut?
  3. Tidak Percaya diri. Ada beberapa pelajar/Mahasiswa yang menyontek karena tidak percaya diri bahwa mereka bisa mengerjakan soal ujian. Alhasil mereka kurang yakin dengan jawaban mereka sehingga harus menyontek untuk sekedar memastikan apakah jawabannya sudah benar atau belum.
  4. Takut tidak lulus/takut dapat nilai nol (bagi mahasiswa 0=E). Bagi sebagian orang mengaku bahwa mereka menyontek karena takut tidak lulus ujian atau tidak naik kelas atau karena takut dapat nol. Mengapa takut? tentu jawabannya beragam. tetapi menurut pengalaman saya yang pernah tidak naik kelas, pernah dapat nilai nol alias E. Tentu ini sangat menyakitkan. Tidak naik kelas dan mendapatkan nilai nol adalah sesuatu yang sangat menyakitkan bagi saya, banyak teman yang mengejek dan merendahkan saya ini yang menyakitkan. sehingga orang memilih untuk menyontek agar naik kelas dan tidak dapat nilai nol sehingga tidak dihina, direndahkan dan diejek seperti yang saya alami.
Keempat alasan inilah yang kira-kira dapat mewakili jawaban atas pertanyaan mengapa orang menyontek. Kita kembali pada pertanyaan awal saya Kapan nyontek akan hilang? tentu ini pertanyaan yang sulit untuk dijawab dengan pasti. Namun saya mencoba menjawab sesuai dengan apa yang saya rasakan sebagai orang yang dulunya juga tukang menyontek namun sekarang sudah bertobat dan tidak menyontek lagi. Budaya nyontek akan berakhir kalau saja :
  1. Semua pelajar/mahasiswa menyadari bahwa kesempatan untuk sekolah atau belajar adalah anugrah dari Tuhan yang nantinya harus dipertanggungjawabkan kepada pemberi anugrah tersebut.
  2. Semua pelajar/mahasiswa menyadari bahwa tidak ada keberhasilan tanpa usaha. Belajar merupakan salah satu usaha untuk dapat meraih keberhasilan. sedangkan menyontek adalah usaha untuk meraih keberhasilan yang semu dan pada akhirnya kita harus menyadari bahwa menyontek membuat kita menjadi malas dan pada suatu ketika akan tertindas sebab tidak memiliki ilmu.
  3. Semua pelajar harus menyadari bahwa menyontek adalah kegiatan bodoh ataupun membodohi orang lain. Saya merasakan hal ini sendiri memang pada saat menyontek kita bisa menjawab soal dan mendapat nilai bagus namun tidak akan bertahan lama dalam hitungan jam semua hilang lenyap bahkan bunyi soal ujianpun kita lupa tetapi ketika kita tidak menyontek maka kita akan lebih mengingat soal ujian yang tidak dapat dikerjakan tadi.
  4. Berani gagal, tidak takut dapat nol dan yakin pada diri sendiri. Ini awal yang sulit bagi seseorang yang ingin berhenti menyontek. Harus berani dapat nol dan tidak takut gagal adalah sesuatu yang sangat sulit bagi orang yang sudah mengalami hal ini dan tetap bertahan untuk tidak menyontek adalah pemenang. sakit rasanya jika kita gagal tetpi tentu lebih sakit manakala kita tidak tahu apa-apa. Saat gagal dan dapat nilai nol hinaan dan ejekan yang diterima hanya bersifat sementara namun pada saat kita tidak tahu apa-apa maka hinaan yang diperoleh lebih lama dan panjang. Pilihan ada ditangan kita. dan terakhir yakin pada diri sendiri. Katakan dalam diri “saya bisa”.
Semua pelajar atau mahasiswa harus sadar bahwa hidup ini keras, jika kita lunak terhadap hidup maka jangan menangis kalau suatu saat hidup ini sangat keras dan membuat kita sakit. Karena itu mulai hari ini berkomitmenlah dalam diri untuk tidak menyontek. Keraskan hidup ini untuk terus belajar dan lawan rasa malas yang ada dalam diri dengan begitu saya percaya suatu saat kita akan merasakan hidup itu lunak.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar