METODE
PENELITIAN ADMINISTRASI KUALITATIF
1.1 Dasar Penelitian
Pada
penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma. Seorang peneliti
dalam kegiatan penelitiannya, baik dinyatakan secara eksplisit atau tidak,
menerapkan paradigma tertentu sehingga penelitian menjadi terarah. Dasar
teoritis dalam pendekatan kualitatif adalah:
a. Pendekatan
fenomenologis. Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti
peristiwa dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi
tertentu.
b. Pendekatan
interaksi simbolik. Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek
orang, situasi dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya
pengertian itu diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada
pengalaman dan proses penafsirannya bersifat esensial serta menentukan.
c. Pendekatan
kebudayaan. Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang
peneliti mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan
berperilaku secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa
bagaimana sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan.
d. Pendekatan
etnometodologi. Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat
memandang, menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri.
Etnometodologi berusaha memahami bagaimana orang-orang mulai melihat,
menerangkan, dan menguraikan keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang
peneliti kualitatif yang menerapkan sudut pandang ini berusaha
menginterpretasikan kejadian dan peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang
dari objek penelitiannya.
1.2 Dasar lahirnya
Penekaan Penelitian Kualitatif
Pada penelitian kualitatif, teori diartikan sebagai paradigma. Tiap
penelitian berpegang pada paradigma tertentu. Paradigma menjadi tidak dominan
lagi dengan timbulnya paradigma baru.
Dalam penelitian, dikenal tiga metode yang secara kronologis berurutan
yakni:
a.
Masa pra-positivisme
Pada mulanya orang memandang bahwa apa yang terjadi bersifat alamiah.
Peneliti bersifat pasif sehingga tinggal memberi makna dari apa yang terjadi
dan tanpa ingin berusaha untuk merubah.
Timbulnya pandangan baru, yakni bahwa peneliti dapat dengan sengaja
mengadakan perubahan dalam dunia sekitar dengan melakukan berbagai eksperimen,
maka timbullah metode ilmiah.
Pandangan positivisme dalam perkembangannya dibantah oleh pendirian baru
yang disebut post-positivisme. Pendirian post-positivisme ini bertolak belakang
dergan positivisme. Dapat dikatakan bahwa post-positivisme sebagai reaksi
terhadap positivisme. Menurut pandangan post-positivisme, kebenaran tidak hanya
satu tetapi lebih kompleks, sehingga tidak dapat diikat oleh satu teori
tertentu saja.
Pilihan terhadap tradisi mana yang akan ditempuh peneliti sangat ditentukan
oleh tujuan dan jenis data yang akan ditelitinya. Oleh karena itu pemahaman
terhadap paradigma ilmu pengetahuan sangatlah perlu dilakukan oleh para
peneliti. Bagi kegiatan penelitian, paradigma tersebut berkedudukan sebagai
landasan berpijak atau fondasi dalam melakukan proses penelitian selengkapnya
sehingga penelitian dapat terarah.
·
Pendekatan fenomenologis
Dalam pandangan fenomenologis, peneliti berusaha memahami arti peristiwa
dan kaitan-kaitannya terhadap orang-orang biasa dalam situasi-situasi tertentu.
·
Pendekatan interaksi simbolik
Dalam pendekatan interaksi simbolik diasumsikan bahwa objek orang, situasi
dan peristiwa tidak memiliki pengertian sendiri, sebaliknya pengertian itu
diberikan kepada mereka. Pengertian yang dlberikan orang pada pengalaman dan
proses penafsirannya bersifat esensial serta menentukan.
Untuk menggambarkan kebudayaan menurut perspektif ini seorang peneliti
mungkin dapat memikirkan suatu peristiwa di mana manusia diharapkan berperilaku
secara baik. Peneliti dengan pendekatan ini mengatakan bahwa bagaimana
sebaiknya diharapkan berperilaku dalam suatu latar kebudayaan.
Etnometodologi berupaya untuk memahami bagaimana masyarakat memandang,
menjelaskan dan menggambarkan tata hidup mereka sendiri. Etnometodologi berusaha
memahami bagaimana orang-orang mulai melihat, menerangkan, dan menguraikan
keteraturan dunia tempat mereka hidup. Seorang peneliti kualitatif yang
menerapkan sudut pandang ini berusaha menginterpretasikan kejadian dan
peristiwa sosial sesuai dengan sudut pandang dari objek penelitiannya.
1.3 Konsep Dasar
Penelitian Kualitatif
Penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bertujuan memahami realitas sosial, yaitu
melihat dunia dari apa adanya, bukan dunia yang seharusnya, maka seorang
peneliti kualitatif haruslah orang yang memiliki sifatopen minded.Karenanya,
melakukan penelitian kualitatif dengan baik dan benar bearti telah memiliki
jendela untuk memahami dunia psikologi dan realitas sosial.Dalam penelitian
sosial, masalah penelitian, tema, topik, dan judulpenelitian berbeda secara
kualitatif maupun kuantitatif. Baik substansial maupun materil kedua penelitian
itu berbeda berdasarkan filosofis dan metedologis. Masalah kuantitatif umum
memiliki wilayah yang luas, tingkat variasi yang kompleks namun berlokasi
dipermukaan. Akan tetapi masalah-masalah kualitatif berwilayah pada ruang
yang sempit dengan tingkat variasi yang
rendah namun memiliki kedalaman bahasa yang tak terbatas. Penelitian
kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian kualitatif, adalah instrumen
kunci. Oleh karena itu, penelitian harus memiliki bekal teori dan wawasan yang
luas jadi bisa bertanya, menganalisis, dan mengkonstruksi obyek yang diteliti
menjadi lebih jelas. Penelitian ini lebih menekankan pada makna dan terikat
nilai. Penelitian kualitatif digunakan jika masalah belum jelas, untuk
mengetahui makna yang tersembunyi, untuk memahami interaksi sosial, untuk
mengembangkan teori, untuk memastikan kebenaran data, dan meneliti
sejarah perkembagan.Untuk itulah, maka seorang peneliti kualitatif hendaknya
memiliki kemampuan brain,skill/ability,braveryatau
keberanian, tidak hedonis dan selalu
menjaga networking,
dan memiliki rasa ingin tau yang besar atau open minded.
Berbicara
mengenai metodologi berarti berbicara mengenai hukum, aturan, dan tata cara
dalam melaksanakan atau menyelenggarakan sesuatu. Karena metodologi diartikan
sebagai hokum dan aturan, tentunya di dalamnya terkandung hal-hal yang diatur
secara sistematis, hal-hal yang diwajbkan, dianjurkan, dan ataudilarang. Sama
seperti hokum danaturan lainnya, metodologi diciptakan dengan tujuan untuk
dijadikan pedoman yang dapat menuntun dan mempermudah individu yang
melaksnakannya.Penelitian atau dalam bahasa Inggris disebut denganresearch.Jika
dilihat dari susunan katanya, terdiri atas dua suku kata, yatitu re yang
berarti melakukan kembali atau pengulangan dan research yang berarti melihat,
mengamati atau mencari, sehingga research dapatdiartikan sebagai rangkaian
kegiatan yang dilakukan untuk mendapatkan pemahaman baru yang lebih kompleks,
lebih mendetail, dan lebih komprehensif dari suatu hal yangditeliti.Adapun
pengertian penelitian kuliatatif dapat dilihat dari beberapa teori berikut ini:
·
Meleong, mendefinisikan bahwa penelitian
kualitatif adalah suatu penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk memahami suatu
fenomena dalam konteks social secara alamiah dengan mengedepankan proses
interaksi komunikasi yang mendalam antara peneliti dengan fenomenabyang
diteliti
·
(Herdiansyah, 2010: 9)Penelitian kualitaif
merupakan penelitian yang digunakan untuk menyelidiki, menemukan,
menggambarkan, dan menjelaskan kualitas atau keistimewaan dari pengaruh social
yang tidak dapat dijelaskan, diukur atau digambarkan
melalui pendekatankuantitaif
·
Sugiyono (2011:15), menyimpulkan bahwa
metode penelitian kulitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafat postpositivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrument kunci, pengambilan sampel
sumber data dilakukan secara purposive dan snowbaal,teknik
pengumpulan dengan trianggulasi (gabungan), analisis data bersifat
induktif/kualitaif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna dari
pada generalisasi.
Dari
beberapa teori-teori di atas, maka dapat kita simpulkan bahwayang dimaksud
dengan penelitiankualitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada
filsafatpostpositivisme,digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang
alamiah. Dengan tujuan untuk memahami suatu fenomena dalam konteks social
secara alamiah dengan mengedepankan proses interaksi komunikasi yang mendalam
antara peneliti dengan fenomenayang diteliti.
1.4
Macam Dan Jenis Pendekatan
Penelitian Kualitatif
Penelitian
kualitatif memiliki 5 jenis penelitian, yaitu: historis, fenomenologi, grounded
theory, etrnografi, studi kasus.
a.
Historis
Penelitian
historis adalah studi tentang individu dan pengalamannya yang dituliskan
kembali dengan mengumpulkan dokumen dan arsip-arsip. Tujuan penelitian ini
adalah mengungkap turning point moment atau epipani yaitu pengalaman menarik
yang sangat mempengaruhi atau mengubah hidup seseorang. Peneliti
menginterpretasi subjek seperti subjek tersebut memposisikan dirinya sendiri.
b.
Fenomenologi
Penelitian
fenomenologi mencoba menjelaskan atau mengungkap makna konsep atau fenomena
pengalaman yang didasari oleh kesadaran yang terjadi pada beberapa individu.
Penelitian ini dilakukan dalam situasi yang alami, sehingga tidak ada batasan
dalam memaknai atau memahami fenomena yang dikaji. Menurut Creswell (1998:54),
Pendekatan fenomenologi menunda semua penilaian tentang sikap yang alami sampai
ditemukan dasar tertentu. Penundaan ini biasa disebut epoche (jangka waktu).
Konsep epoche adalah membedakan wilayah data (subjek) dengan interpretasi
peneliti. Konsep epoche menjadi pusat dimana peneliti menyusun dan
mengelompokkan dugaan awal tentang fenomena untuk mengerti tentang apa yang
dikatakan oleh responden.
c.
Grounded theory
Walaupun
suatu studi pendekatan menekankan arti dari suatu pengalaman untuk sejumlah
individu, tujuan pendekatan grounded theory adalah untuk menghasilkan atau
menemukan suatu teori yang berhubungan dengan situasi tertentu . Situasi di
mana individu saling berhubungan, bertindak, atau terlibat dalam suatu proses sebagai
respon terhadap suatu peristiwa. Inti dari pendekatan grounded theory adalah
pengembangan suatu teori yang berhubungan erat kepada konteks peristiwa
dipelajari
d.
Etnografi
Etnografi
adalah uraian dan penafsiran suatu budaya atau sistem kelompok social.
Etnografi juga merupakan studi yang sangat mendalam tentang perilaku yang
terjadi secara alami di sebuah budaya atau sebuah kelompok sosial tertentu
untuk memahami sebuah budaya tertentu dari sisi pandang pelakunya. Para ahli
menyebutnya sebagai penelitian lapangan, karena memang dilaksanakan di
lapangan dalam latar alami. Peneliti mengamati perilaku seseorang atau kelompok
sebagaimana apa adanya. Peneliti meneliti cirri khas dan kebiasaan yang terjadi
dalam lingkungan masyarakat. Data diperoleh dari observasi sangat mendalam
sehingga memerlukan waktu berlama-lama di lapangan, wawancara dengan anggota
kelompok budaya secara mendalam, mempelajari dokumen atau artifak secara jeli.
Tidak seperti jenis penelitian kualitatif yang lain dimana lazimnya data dianalisis
setelah selesai pengumpulan data di lapangan, data penelitian etnografi
dianalisis di lapangan sesuai konteks atau situasi yang terjadi pada saat data
dikumpulkan. Penelitian etnografi bersifat antropologis karena akar-akar
metodologinya dari antropologi. Para ahli pendidikan bisa menggunakan etnografi
untuk meneliti tentang pendidikan di sekolah-sekolah pinggiran atau
sekolah-sekolah di tengah-tengah kota.
e.
Studi kasus
Penelitian
studi
kasus adalah studi yang mengeksplorasi suatu masalah
dengan batasan terperinci, memiliki pengambilan
data yang mendalam, dan menyertakan berbagai sumber informasi. Penelitian ini
dibatasi oleh waktu dan tempat, dan kasus yang dipelajari berupa program,
peristiwa, aktivitas, atau individu.
Menurut Stake (dalam Denzin dan Lincoln, 1991: 202) studi kasus merupakan salah
satu strategi yang banyak dilakukan dalam penelitian kualitatif, meskipun tidak
semua penggunaan studi kasus ini merupakan penelitian
kualitatif. Fokus dari studi kasus ini melekat pada paradigma yang bersifat
naturalistik, holistik, kebudayaan, dan fenomenologi.
Menurut Yin (1993), ada beberapa jenis studi kasus, yaitu studi kasus yang
bersifat exploratory, and descriptive. Lebih lanjut, Yin
mengatakan bahwa studi kasus ini lebih banyak burkutat upaya untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan, bagaimana dan mengapa, serta pada tingkat tertentu juga
menjawab pertanyaan apa/apakah.
Sementara
Stake (1995) mengemukakan jenis studi kasus yang lainnya, yaitu pertama, studi
kasus intrinsik yang merupakan usaha penelitian untuk mengetahui “lebih dalam”
mengenai suatu hal. Jadi, studi kasus ini studi kasus ini tidak dimaksudkan
untuk membangun teori. Kedua, studi kasus instrumental yang bertujuan untuk
menghasilkan temuan-temuan baru yang dapat mempertajam suatu teori. Kasus di
sini hanya merupakan alat mencapai tujuan lain. Ketiga, studi kasus kolektif,
yang merupakan perluasan dari kasus instrumental untuk memperluas pemahaman dan
menyumbang kepada pembentukan teori.
1.5 Karakteristik
Atau Ciri-ciri Penelitian Kualitatif
Adapun
ciri pokok metode penelitian kualitatif ada lima, yaitu antara lain:
1. Menggunakan
lingkungan alamiah sebagai sumber data. Sumber
data yang digunakan dalam penelitian kualitatif berupa lingkungan alamiah.
Kajian utama dalam penelitian kualitatif yaitu peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam kondisi dan situasi sosial. Penelitian dilakukan ketika
berinteraksi langsung di tempat kejadian. Peneliti melakukan pengamatan,
mencatat, mencari tahu, menggali sumber yang berkaitan dengan peristiwa yang
terjadi pada saat itu. Hasil yang diperoleh segera disusun saat itu juga. Apa
yang telah diamati pada dasarnya tidak lepas dari konteks lingkungan dimana
tingkahlaku itu berlangsung.
2. Memiliki
sifat deskriptif analitik. Data yang diperoleh
dari hasil pengamatan, wawancara, dokumentasi, analisis, catatan
lapangan, disusun peneliti di lokasi penelitian, bukan dalam bentuk
angka-angka. Peneliti melakukan analisis data dengan memperbanyak informasi,
mencari hubungannya, membandingkan, dan menemukan hasil atas dasar data
sebenarnya (bukan dalam bentuk angka). Hasil analisis data berupa pemaparan
yang berkenaan dengan situasi yang diteliti dan disajikan dalam bentuk uraian
narasi. Pemaparan data tersebut umumnya adalah menjawab dari pertanyaan dalam
rumusan masalah yang ditetapkan.
3. Tekanan
pada proses bukan hasil. Data dan informasi yang
dibutuhkan dalam penelitian kualitatif berkaitan dengan pertanyaan untuk
mengungkapkan proses dan bukan hasil dari suatu kegiatan.
Pertanyaan menuntut gambaran keadaan sebenarnya tentang kegiatan,
tahap-tahap, prosedur, alasan-alasan dan interaksi yang terjadi dimana dan pada
saat dimana proses itu berlangsung.
4. Bersifat
induktif. Penelitian kualitatif diawali mulai dari
lapangan yaitu fakta empiris. Peneliti terjun langsung ke
lapangan, mempelajari suatu proses penemuan yang terjadi secara alami dengan
mencatat, menganalisis dan melaporkan serta menarik kesimpulan dari proses
berlangsungnya penelitian tersebut. Hasil temuan penelitian dari lapangan dalam
bentuk konsep, prinsip, teori dikembangkan bukan dari teori yang telah ada.
Penelitian kualitatif menggunakan proses induktif artinya dari data yang
terpisah-pisah namun saling berkaitan erat.
5. Mengutamakan
makna. Makna yang diungkapkan berkisar pada
persepsi orang mengenai suatu peristiwa yang akan diteliti tersebut. Contoh:
penelitian yang dilakukan tentang peran kepala sekolah dalam pembinaan guru.
Peneliti memfokuskan perhatian pada pendapat kepala sekolah tentang guru yang
dibinanya, mencari informasi dan pandangan kepala sekolah tentang keberhasilan
dan kegagalannya membina guru, apa saja yang dialami dalam membina guru,
mengapa gurunya gagal dibina, dan kenapa hal itu terjadi. Selain mencari
informasi kepada kepala sekolah, peneliti mencari informasi dari guru sebagai
bahan perbandingan supaya dapat diperoleh pandangan mengenai mutu pembinaan
yang dilakukan kepala sekolah. Ketepatan informasi dari partisipan diungkap
oleh peneliti agar dapat menginterpretasikan hasil penelitian secara tepat dan
sahih.
Berdasarkan ciri-ciri
tersebut dapat disimpulkan bahwa penelitian kualitatif dimulai dari
lapangan yang berdasarkan pada lingkungan alami, bukan pada teori. Data dan
informasi yang diperoleh dari lapangan ditarik makna dan konsepnya, melalui
pemaparan secara deskriptif analitik dan tanpa menggunakan angka, karena lebih
mengutamakan prosesnya.
Dalam dunia pendidikan,
penelitian kualitatif bertujuan untuk menggambarkan suatu proses
kegiatan pendidikan yang didasarkan pada apa yang terjadi di lapangan sebagai
bahan kajian untuk menemukan kelemahan dan kekurangannya sehingga dapat
ditentukan upaya perbaikannya ;menganalisis suatu fakta, gejala dan peristiwa
pendidikan yang terjadi di lapangan; menyusun hipotesis yang berkenaan dengan
prinsip dan konsep pendidikan didasarkan pada data dan informasi yang terjadi
di lapangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar